Senin, 21 September 2015
Sejarah Tari Sigeh Penguten
di 06.56
Sejarah TARI SIGEH PENGUTEN
Tari Sigeh Penguten memiliki berbagai versi mengenai asal-usulnya. Hilman Hadikusuma dalam sebuah buku yang berjudul Masyarakat dan Adat Istiadat Lampung mengatakan, bahwa tarian ini dipengaruhi oleh tari Gendhing Sriwijaya yang berasal dari Sumatera Selatan. Sumatera Selatan dahulu merupakan tempat berdirinya sebuah kerajaan yaitu Sriwijaya.
Pendapat lain mengatakan, bahwa tari ini diilhami oleh tari yang bernama tari tepak yang berasal dari Mesuji Wiralaga. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara propinsi Lampung, berbatasan dengan propinsi Sumatera Selatan. Pada saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirahyang bernama Pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tari penyambutan yang disebut tari Tepak. Tari Tepak ini konon yang menarikan adalah keluarga-keluarga dari Pangeran Muhammad Ali. Penyajian tari ini diselenggarakan pada upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang pesirah, dan penyambutan tamu.
Tari Tepak ini kemudian dikenal sebagai tari Sembah (Sigeh Penguten). Sebelum mengalami pembakuan, penyajian tari ini belum begitu menampakan ciri khas daerah Lampung.
Pada tahun 1989 diadakan pertemuan seluruh ketua adat yang ada di daerah lampung. Pertemuan yang dilaksanakan di Gedung Wanita di daerah Durian Payung Bandar Lampung ini bertujuan untuk membentuk identitas budaya masyarakat Lampung. Saat itu tari Sigeh Penguten sudah ada, namun baik kostum dan iringannya belum diseragamkan. Pertemuan tersebut akhirnya mencapai kesepakatan, bahwa tari Sigeh Penguten merupakan identitas budaya masyarakat Lampung. Kesepakatan lain yang dicapai adalah mengenai kostum yaitu baju kurung berwarna putih. Kain tapis sebagai salah satu ciri daerah Lampung tetap digunakan. Properti utama yang digunakan adalah sigeh (sirih) dan penguten (tepak). Hal ini menunjukkan bahwa budaya menginang di kalangan masyarakat Lampung sangat kental.
Gerak-gerak yang ada pada tari Sigeh Penguten kemudian dibakukan dengan tidak menghilangkan gerak-gerak sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan bentuk agar tidak ada perbedaan apabila seseorang melihat tari Sigeh Penguten di wilayah satu dan yang lainnyadi Propinsi Lampung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar