Senin, 21 September 2015
Properti Pendukung Tari Sigeh Penguten
di 07.19
Properti Pendukung
a.
Tepak adalah kotak terbuat dari
kuningan, digunakan sebagai tempat meletakkan daun sirih dan perlengkapan untuk
menginang. Tari Sigeh Penguten sebagai
gambaran sistem sosial dan budaya masyarakat Lampung sistem sosial berkenaan
dengan lingkungan sosial, yang muncul akibat adanya hubungan yang kompleks
antara manusia dan manusia lainnya. Sistem budaya atau sistem kultur merupakan
abstraksi dari sistem sosial. Sebagai sistem sosial pada, tari Sigeh
Penguten sebagai
banyak ditemui gerak menyembah dan merunduk sebagai bentuk tuan rumah
menghormati tamu yang datang.
b.
Daun Sirih Sebagai Simbol penyangga kebudayaan. Kebudayaan lain yang terdapat pada tari Sigeh Penguten adalah sistem
kepercayaan yang ada di masyarakat Lampung. Daun sirih dipercaya sebagai penolak
bala oleh masyarakat setempat. Hal ini biasa dihubungkan dengan keberadaan daun
sirih pada tari Sigeh Penguten yang disajikan pada awal acara. Dengan kata lain,
bahwa makna dibalik sajian tarian ini dimaksudkan agar acara tersebut lancar
hingga selesai.
Busana Tari Sigeh Penguten
di 07.18
Busana TARI SIGEH PENGUTEN
[Kepala]
Arti
siger merupakan mahkota perlambang
adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat. Siger berwarna kuning emas dan
dipakai dikepala. Banyaknya gerigi lancip berlekuk sembilan, sebagai lambang
sembilan sungai yang mengalir di Lampung yaitu Way Semangka, Way Sekampung, Way
Seputih, Way Pangubuan, Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang
Bawang Dan Way Mesuji.
2. Baharu Kembang Goyang
3. Kembang melur
4.
Anting-anting
b.
[Badan]
1.
Kain tapis
2.
Baju Kurung
3.
Bebe usus ayam
4.
Kalung buah jukum dan Kalung
Papan Jajar
5.
Gelang kano, gelang burung dan gelang pipih
6.
Tanggai
Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten
di 07.02
Musik Pengiring TARI SIGEH PENGUTEN
1. Nama alat musik: Talo balak (Kulintang)
2. Nama tabuhan: Gupek dan Tarei.
Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tarei adalah iringan yang
memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.
Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten
di 06.59
Ragam Gerak TARI SIGEH PENGUTEN
1. Lapah tebeng
merupakan gerak
berpindah tempat. Gerak ini dipakai pada saat memasuki dan keluar area
pertunjukan. Iringan yang dipakai untuk mengiringi penari masuk dan keluar area
pentas memiliki tempo yang cepat atau disebut gupek.
2.
Seluang mudik merupakan gerak transisi
dari posisi berdiri menuju posisi level rendah yaitu sikap jong simpuh. Pada
saat penari melakukan gerak ini iringan terdengar lirih.
3.
Sembah adalah gerak yang bisa dikatakan
gerak utama pada tarian ini.
4.
Kilat mundur merupakan gerak pergelangan
tangan sebagai porosnya.
5.
Ngerujung merupakan gerak pergelangan
tangan yang dilakukan dengan cepat dan lambat.
6.
Mempam bias merupakan salah satu gerak
berpindah tempat, yang dilakukan oleh penari yang berada di area pertunjukan
ketika penari pembawa tepak meninggalkan area pertunjukan kemudian membentuk
formasi 2-2 (saling berhadapan).
7.
Gubuh gakhang merupakan salah satu gerak
berpindah tempat, arahnya ke depan dan
ke belakang, kemudian arah hadapnya kembali ke depan.
8.
Ngiyau bias merupakan gerak yang
dilakukan di tempat
9.
Tolak tebeng merupakan salah satu gerak
berpindah tempat, arah geraknya ke arah sisi kanan dan kiri.
10.
Belah hui adalah gerak pergelangan
tangan yang dilakukan ke arah dalam
dengan meluruskan kedua tangan di depan dada.
11.
Lipetto merupakan gerak penutup pada
tari Sigeh Penguten
12.
Samber Melayang merupakan gerak penghubung antara gerak satu dan yang lain dan tidak ada
makna tertentu.
Sejarah Tari Sigeh Penguten
di 06.56
Sejarah TARI SIGEH PENGUTEN
Tari Sigeh Penguten memiliki berbagai versi mengenai asal-usulnya. Hilman Hadikusuma dalam sebuah buku yang berjudul Masyarakat dan Adat Istiadat Lampung mengatakan, bahwa tarian ini dipengaruhi oleh tari Gendhing Sriwijaya yang berasal dari Sumatera Selatan. Sumatera Selatan dahulu merupakan tempat berdirinya sebuah kerajaan yaitu Sriwijaya.
Pendapat lain mengatakan, bahwa tari ini diilhami oleh tari yang bernama tari tepak yang berasal dari Mesuji Wiralaga. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara propinsi Lampung, berbatasan dengan propinsi Sumatera Selatan. Pada saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirahyang bernama Pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tari penyambutan yang disebut tari Tepak. Tari Tepak ini konon yang menarikan adalah keluarga-keluarga dari Pangeran Muhammad Ali. Penyajian tari ini diselenggarakan pada upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang pesirah, dan penyambutan tamu.
Tari Tepak ini kemudian dikenal sebagai tari Sembah (Sigeh Penguten). Sebelum mengalami pembakuan, penyajian tari ini belum begitu menampakan ciri khas daerah Lampung.
Pada tahun 1989 diadakan pertemuan seluruh ketua adat yang ada di daerah lampung. Pertemuan yang dilaksanakan di Gedung Wanita di daerah Durian Payung Bandar Lampung ini bertujuan untuk membentuk identitas budaya masyarakat Lampung. Saat itu tari Sigeh Penguten sudah ada, namun baik kostum dan iringannya belum diseragamkan. Pertemuan tersebut akhirnya mencapai kesepakatan, bahwa tari Sigeh Penguten merupakan identitas budaya masyarakat Lampung. Kesepakatan lain yang dicapai adalah mengenai kostum yaitu baju kurung berwarna putih. Kain tapis sebagai salah satu ciri daerah Lampung tetap digunakan. Properti utama yang digunakan adalah sigeh (sirih) dan penguten (tepak). Hal ini menunjukkan bahwa budaya menginang di kalangan masyarakat Lampung sangat kental.
Gerak-gerak yang ada pada tari Sigeh Penguten kemudian dibakukan dengan tidak menghilangkan gerak-gerak sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan bentuk agar tidak ada perbedaan apabila seseorang melihat tari Sigeh Penguten di wilayah satu dan yang lainnyadi Propinsi Lampung.
Pengertian Tari Sigeh Penguten
di 06.50
Pengertian TARI SIGEH PENGUTEN
Tari Sigeh Penguten berasal dari daerah Lampung, merupakan salah satu tari pelengkap ritual. Tari ini mempunyai fungsi sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang, dan terima kasih dari tuan rumah kepada tamu yang hadir pada acara yang diselenggarakannya. Tari Sigeh Penguten merupakan tari kelompok putri yang penarinya berjumlah ganjil (5,7,9 dan seterusnya).
Selain jumlah penari, ada aspek lain yang menjadi ciri utama tari ini yang tidak terdapat pada tari-tari tradisi lainnya yang ada di daerah Lampung yaitu properti tepak. Tepak adalah kotak berwarna keemasan yang dibawa oleh salah seorang penari yang posisinya berada paling depan. Properti ini berisi daun sirih yang akan diberikan pada salah seorang tamu yang dianggap mewakili seluruh tamu yang hadir. Salah satu acara yang sering menampilkan tari Sigeh Penguten adalah resepsi perkawinan.
Senin, 14 September 2015
Langganan:
Postingan (Atom)